Manusia, Penderitaan dan Siksaan
Saturday, November 03, 2012
Pengertian
Penderitaan
Ide
penderitaan dalam Islam didasarkan pada gagasan fundamental dari
ketidaksempurnaan hidup manusia. “Sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia
dalam kehidupan rasa sakit, kerja keras dan percobaan (Quran 90:4).” Manusia
ada di bumi ini sehingga iman mereka pada Tuhan diuji.Tes tentu membutuhkan
bencana dan kemalangan.
“Dan yang
paling pasti kita harus mencoba Anda dengan cara ketakutan, kelaparan, dan
kehilangan barang-barang duniawi, hidup atau buah tenaga kerja. Tetapi
memberikan kepada tiding senang orang-orang yang sabar dalam kesulitan, yang
ketika bencana menimpa mereka, berkata, “Sesungguhnya kepada Allah kita milik
dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali ‘(2:155-156).”
“Apakah
manusia itu mengira bahwa pada mereka hanya mengatakan,” Kami telah mencapai
iman ‘, mereka akan dibiarkan sendiri dan tidak akan diuji? Memang kita tidak
mencobai mereka yang hidup sebelum mereka dan demikian juga harus dites mereka
yang sekarang hidup dan paling pasti akan Allah menandai orang-orang yang
membuktikan diri benar dan yang paling pasti akan Dia menandai orang-orang yang
imannya adalah kebohongan (29:1 – 2).
Pernyataan
Muslim kredo mensyaratkan bahwa orang percaya harus memiliki iman di dalam
“Taqdeer” (takdir), bersama dengan kepercayaan pada Tuhan, nabi-nabi-Nya,
malaikat, kitab suci ilahi, dan kehidupan setelah kematian.. Kata “Taqdeer”
berasal dari atribut Tuhan Qadir, yang menunjukkan kekuasaan mutlak-Nya atas
ciptaan.. Menurut Islam, Tuhan “Allah” tidak dapat dipahami dalam dirinya dan
esensi karena ‘tidak ada yang seperti dia’ (42:1).. Dia tidak hanya satu item
di antara banyak item dunia. Pikiran manusia dapat menyelidiki sifat dari dunia
diciptakan, tetapi tidak dapat menyelidiki misteri Allah.
Namun, Allah
tentu dapat dipahami dalam terang atribut nya “Sifat.” Atribut-Nya menyatakan
bahwa menghadapi “wajh” tentang dia di mana ia memperhatikan dunia ini. Atribut
istirahat Allah dengan dia di fashion mutlak tetapi mereka juga samar-samar
tercermin dalam kosmos. Misalnya, Allah memiliki pengetahuan, kekuasaan, kasih
sayang, kehidupan, cahaya, dll Manusia juga mengambil bagian dalam sifat-sifat
ini pada skalakecil. pengetahuan Allah adalah mutlak. pengetahuan manusia
adalah kebodohan relatif. kehidupan Allah adalah kekal sedang dan kehidupan
manusia adalah sesaat dipinjam dari alam eksistensi mutlak.
Tidak ada
yang tak terbatas kas tidak dengan kami. Tapi kami kirimkan ke bawah hanya
dengan mengukur dikenal keluar (15:21). “
Ini adalah
pemahaman tentang realitas yang menciptakan kebutuhan yang jahat “sharr” dalam
kehidupan manusia. Kejahatan memikirkan dalam arti moral dan etika, tetapi
tidak dinilai oleh apa yang orang memandang buruk bagi diri mereka sendiri.
Pernyataan iman mengingatkan yang baik dan buruk keduanya diukur oleh Allah.
Dalam beberapa situasi, apa yang orang yang menganggap baik mungkin tidak baik
sama sekali.
“Adapun
orang-orang yang pelit dengan kekayaan Allah telah memberi mereka, biarkan
mereka tidak berpikir itu baik bagi mereka;. Tidak, itu adalah jahat bagi
mereka (3:180)”
Baik adalah
apa yang seseorang anggap buruk itu buruk. Kematian mungkin buruk untuk
keluarga berduka, tapi tidak ada yang dapat menyangkal pentingnya hal itu untuk
kebaikan dunia.
Ini adalah sifat
fana dari kehidupan yang membuat ujian dan cobaan kemungkinan, dan pada
kenyataannya prasyarat, bagi manusia untuk mengetahui sifat mereka sendiri,
sehingga mereka tidak harus dapat ditangkap dengan heran ketika Allah
menunjukkan sifat asli mereka pada hari kiamat. Orang yang memiliki iman di
Taqdeer mengakui bahwa Allah mengetahui apa yang Ia lakukan bahkan ketika
mereka gagal untuk memahami kebijaksanaan-Nya. Sebuah respon yang tepat
terhadap nikmat Allah adalah syukur “shukr,” dan respon yang tepat terhadap
penderitaan dan penderitaan adalah kesabaran Orang yang sombong dalam kemudahan
dan putus asa dalam kesulitan tidak mengerti Tuhan “sabar.”, Sebagai Tuhan
seharusnya dipahami.
“Kami
membaginya dalam bumi berbangsa-bangsa, beberapa dari mereka sehat, dan
beberapa dari mereka dinyatakan, dan kami mencoba mereka dengan hal-hal yang
indah dan jelek, yang mungkin mereka harus kembali ke satu Allah (7:168).”
Trial tidak
hanya melibatkan rasa sakit dan penderitaan; manfaat dan kesenangan mungkin
juga pengadilan. Beberapa orang gagal uji penderitaan, orang lain gagal
pengujian berkat, dan yang lain gagal keduanya. Orang-orang gagal karena mereka
tidak mengakui tempat yang nyata mereka dalam skema hal. Ketika mereka
pengalaman yang baik, mereka pikir mereka pantas mendapatkannya. Ketika mereka
menderita, mereka berpikir mereka diperlakukan.
“Ketika
menyentuh membahayakan manusia, ia menyerukan kepada Kami. ‘ Kemudian, ketika
kita memberikan berkat kepadanya, katanya, “aku diberi hanya karena
pengetahuan.”” Tidak, itu adalah pengadilan, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui (39:49). “
Hal ini di
latar belakang ini bahwa teks suci Islam, Al Qur’an, berbicara tentang nabi
suci yang menderita dalam kehidupan duniawi mereka, kadang-kadang di tangan
musuh-musuh mereka dan kadang-kadang diadili oleh Allah sendiri. Muhammad
adalah dihina, disalahgunakan, dan diperangi, Isa mau disalibkan, dan Ibrahim
dilemparkan ke dalam api, meskipun Allah menyelamatkan dia. Luth dan Nuh
memiliki masalah dengan istri mereka. nabi lainnya dibunuh oleh komunitas
mereka sendiri karena pesan mereka menjadi terlalu memberatkan pada hati nurani
orang yang ingin membungkam suara mereka.
Namun, salah
satu cerita tentang ujian Allah dan pengadilan yang menerima perhatian dalam
Quran dan juga dalam Alkitab adalah kisah Ayub “Ayoub.” Dia nabi kesabaran,
sebuah par excellence model iman yang teguh dalam menghadapi penyakit yang
menyakitkan dan hilangnya nyawa dan harta benda Ayub, keturunan nabi Ibrahim,
adalah seorang pria, bijaksana adil, dan belajar. Ayahnya memiliki banyak harta
dan ternak dan ada tidak seperti dia di tanah SuriahPada usia 30, Ayub menikah
Rahma, wanita cantik keturunan dari Nabi Yusuf. Tuhan memberkati mereka dengan
dua belas putra dan putri.
Iblis ingin
menghasut beberapa hamba Tuhan yang paling tulus dan saleh untuk tersesat
Dengan izin Allah, Iblis menempatkan Ayub untuk menguji. Pekerjaan pertama
menderita kerugian harta benda, lalu anak-anaknya, dan kemudian kesehatannya.
Dipukul dengan bisul dari telapak kaki ke mahkota kepalanya, hidup Ayub
kesakitan dan isolasi mengucapkan. Dia dijauhi oleh orang dan menjadi beban
istrinya. Tetapi Ayub bertekun dan terus-menerus memanggil rahmat Allah.
“Tuhanku! Saya menderita dan Anda yang paling ramah dan paling penyayang
(21:83). “
Doa Suatu
hari Ayub dijawab dan seorang malaikat turun kepadanya dengan kabar baik
pengampunan Allah. Sebuah pegas menyembur keluar di bawah kakinya, memulihkan
kesehatan dan ketampanan Ayub. Ayub mendapat keluarga dan harta kembali, dan
dia hidup kehidupan yang bahagia lama setelah itu. Ayub, sebagai hamba Allah
yang benar ‘, tidak mengeluh melainkan melihat dalam penderitaan ujian dan
cobaan. Penderitaan adalah edukatif. Kemalangan adalah disiplin Allah bagi
mereka yang Allah kasihi. Respon yang tepat adalah kesabaran dan ketekunan.
“Bagi mereka yang sabar, yang kita miliki untuk mereka pahala yang melimpah
diberikan(39:10).”
Pada
akhirnya, penderitaan masuk akal hanya dalam konteks Realitas secara total..
Satu tidak harus berharap kesempurnaan di dunia yang secara inheren tidak
sempurna. Namun, tidak mudah bagi manusia untuk naik di atas sifat kontingen
keberadaan duniawi. Dengan kehilangan iman, orang modern mungkin tidak
menemukan respon Ayub terhadap penderitaan manusia dibenarkan. Kita mungkin
kiri dengan garis penyair misterius tentang kesengsaraan manusia.
Pengertian Siksaan
Siksaan
atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk
merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala
tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis,
yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi,
balas dendam, hukuman,
sadisme,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk
mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan
atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman
bagi suatu pemerintah.
Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak
politik.
Penyiksaan hampir
secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi
manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para
penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga
dan Konvensi
Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan
terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan
perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention
Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja
memberikan rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan
informasi atau pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau
orang ketiga. Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International memperkirakan bahwa
dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi perjanjian-perjanjian tersebut.
Sumber:
Siksaan Psikis
Siksaan psikis, adalah
jenis siksaan yang berakibat terhadap mental/kejiwaan seseorang. Hal ini bisa
saja dialami oleh siapapun dan dimanapun dia berada. Siksaan psikis bisa juga
terjadi pada anak-anak yang disebabkan oleh tekanan orang tua ataupun karena
tekanan dari teman-temannya, sehingga menyebabkan anak tersebut menjadi pendiam
dan menutup diri, serta tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Hal yang sama pun dapat
terjadi pada orang dewasa, dengan penyebab yang kompleks, mulai dari masalah
keluarga, ekonomi, tekanan pekerjaan, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan banyak
orang dewasa yang stress, hilang kendali, tidak peduli akan keluarga dan
lingkungan, bahkan gila ataupun bunuh diri.
Tidak hanya menyangkut
usia, siksaan psikis juga bisa terjadi bagi siapapun, tidak peduli dia orang
miskin atau kaya, rakyat biasa ataupun pejabat tinggi. Orang miskin mungkin
terserang siksaan psikis karena kondisi ekonomi yang tidak memadai, ditengah
kebutuhan yang meningkat pesat disetiap harinya. Lain halnya dengan orang kaya,
walaupun hartanya banyak, mereka tidak lepas dari siksaan psikis, misalnya
selalu berpikir negative bahwa hartanya akan diambil oleh orang lain.
Rakyat biasa bisa
terkena siksaan psiki, namun para pejabat lebih rentan lagi untuk mengalami
siksaan psikis, arena yang menjadi masalah pejabat, bukan hanya masalah dirinya
sendiri, tapi juga masalah masyarakat luas. Disamping itu, siksaan psikis ini
bisa dialami dimana saja mulai dari balik jeruji penjara, atau bahkan ditengah
keluarga.
Kekalutan Mental
Secara sederhana,
kekalutan mental bisa diartikan sebagai gangguan bathin ataupun stress. Orang
yang mengalami kekalutan mental tidak lah gila, karena dia masih dapat menerima
masukan dan pendapat orang lain. Namun lama kelamaan orang yang mengalami
kekalutan mental bisa saja menjadi gila apabila masalah yang menggangu
pikirannya itu tidak dapat diselesaikan dan terus menerus terjadi.
Gejala permulaan bagi
seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan
kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative, yaitu mundur / lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang lain yang tidak menderita kekalutan mental akan memecahkan solusi masalahnya, sehingga tidak menekan perasaan. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan dan memecahkan persoalan
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative, yaitu mundur / lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang lain yang tidak menderita kekalutan mental akan memecahkan solusi masalahnya, sehingga tidak menekan perasaan. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan dan memecahkan persoalan
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Penyebab kekalutan
mental, biasanya seseorang tidak mampu mengatasi masalah yang terjadi pada
dirinya sendiri, keluarga, kerabat, ataupun lingkungannya. Diatambah dengan
pribadi orang tersebut yang tidak siap dalam menghadapi tekanan bathin.
Proses- proses
kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorong ke arah :
Ø Positif : trauma
(luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive
dalam hidup.
Ø Negatif : trauma yang
dialami terus berkesinambungan dan dapat menyebabkan yang bersangkutan
mengalami frustasi (tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
diinginkan).
Studi Kasus
Adalah kisah Nabi Ayub
as, dimana beliau dianugerahi dengan wajah yang tampan, keluarga yang banyak,
dan harta yang melimpah. namun beliau tetap tawakal dan isti’qomah kepada Allah
SWT. pada satu kesempatan, iblis meminta ijin kepada Allah untuk menguju
keimanan Nabi Ayub as. atas seijin Allah SWT, iblis datang menguji Nabi Ayub
as. Dimulai dari ternaknya dibinasakan, dan Nabi Ayub dijadikan miskin, anak-anaknya
dibunuh semua, hingga para istri pun meninggalkan Nabi Ayub, kecuali Siti
Rahma.
lalu Nabi Ayub diberi
penyakit bisul yang ada di sekujur tubuhnya, dan karena penyakit itu, beliau
dan istrinya diusir keluar oleh masyarakat. Namun Nabi Ayub dan Siti Rahma
tetap setia dan berbaik sangka terhadap Allah SWT, mereka yakin bahwa dari
Allahlah semua berasal, dan kepada-Nyalah semua kembali.
di pengasingan, Nabi
Ayub as dan Istrinya hidup dari hasil pekerjaan buruh dipabrik roti yang
dijalani istrinya. suatu ketika, amjikannya tahu, bahwa Siti Rahma adalah istri
dari Nabi Ayub as, maka Siti Rahmapun dipecat oleh majikannya. namun SitiRahma,
memohon untuk tidak dipecat dan tetap bekerja guna menghidupi dirinya dan Nabi
Ayub as. dan sang majukanpun memberi persyaratan, Siti Rahma harus memotong
rambutnya jika ingin bekerja lagi. dan Siti Rahma pun menyetujui, walau ia pun
tahu, bahwa rambut itu adalah kesayangan Nabi Ayub as.
Setibanya dirumah, Nabi
Ayub marah terhadap Siti Rahma karena memotong rambutnya hingga Siti Rahma pun
diusir oleh Nabi Ayub, dan Nabi Ayub bersumpah, apabial Siti Rahma kembali maka
ia akan memukulinya sebanyak 100x.
Sepeninggal istri yang
sangat setia, nabi Ayub as hidup dalam penderitaan, namun beliau tetap
bertawakal terhadap Allah SWT. dan iblispun kehilangan akal lagi untuk menggoda
keimanan Nabi Ayub.
Pada suatu ketika,
Allah mengabulkan doa Nabi Ayub as. penyakit bisul yang diderita Nabi Ayub as,
disembuhkan oleh Allah SWT. Siti Rahma dipertemukan kembali kepada Nabi Ayub
as, dan untuk memenuhi janjinya, maka Nabi Ayub mengumpulkan 100 batang lidi
dan memukulkannya kepada Siti Rahma dengan pelan sekali.
setelah itu, kehidupan
nabi Ayub kembali bahagia, ia kembali di anugerahi harta yang melimpah, dan
putra-putri ang shole dan sholehah..
Opini : Masalah
diciptakan untuk menguji kadar keimanan seseorang terhadap Allah SWT. masalah
diberikan kepada seseorang tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menaikkan
derajat orant tersebut. masalah diberikan sesuai dengan kemampuan orang yang
mengalaminya, maka jangan khawatir tidak bisa memecahkan masalah yang dialami,
arena Allah selalu ada bersama kita. orang-orang sukses, bukanlah orang yang
dengan mulus mencapai kesuksesannya, namun adalah orang-oanga yang gigih dan
tekun dalam mencapai cita-citanya, walaupun masalah dan cobaan menghadang,
mereka tetap berusaha dan yakin bahwa mereka bisa menghadapi dan melewatinya.
masalah juga bisa meningkatkan kedewasaan seseorang, semakin banyak masalah
yang dihadapi dan diselesaikan oleh seseorang, maka semakin dewasalah orang
tersebut. jangan lari dari masalah, bukannya masalah itu selesai, tapi malah
muncul masalah baru. hidup itu akan penuh dengan masalah, barang siapa yang
takut dan tidak manu berhadapan denga masalah sebaiknya dia jangan hidup !!
Sumber:
0 comment