Credit Union di Indonesia
Wednesday, December 25, 2013
Pelopor Credit Union di
Indonesia adalah Karl Albrecht, SJ, (19 April 1929 - 11 September 1999) kelahiran Altusried, Augsburg, Jerman Selatan, ditugaskan ke Indonesia pada Desember 1958 di Girisonta, Jawa Tengah. Kemudian pindah ke Jakarta
pada tahun 1959 dan bertugas
di Tanjung Priok. Pada tahun 1960 sampai
1961 pindah lagi ke Semarang.
Karl Albrecht, SJ
Pastor Albrecht (Delegatus Sosial Keuskupan Agung Jakarta) dan sejawatnya Frans
Lubbers, OSC (Delegatus Sosial Keuskupan Bandung) ditugaskan oleh KWI
(Konferensi Waligereja Indonesia, waktu itu bernama Majelis Agung Waligereja
Indonesia - MAWI untuk mengembangkan Credit Union dengan semua Delegatus Sosial Keuskupan sebagai bentuk kesadaran Gereja Katolik terhadap pentingnya pemberdayaan
ekonomi rakyat.
Dimulai dari Lembaga para iman Jesuit, SELA
(Socio Economic Life in Asia) menyelenggarakan sebuah seminar panjang di
Bangkok tahun 1963 dengan pembicara para imam dan awam dari Amerika, Eropa dan
Philipina.. Seminar yang bertajuk Community Development and Credit Union
inilah yang menjadi tonggak awal ide pengembangan Credit Union di
Indonesia. Seminar tersebut dihadiri oleh Karl Albrecht SJ, John Dijkstra
SJ, Frans Lubbers, OSC dan dari masyarakat awam hadir FX. Bambang Ismawan, Nico
Susilo dan Sumitro.
Credit Union tidak langsung didirikan setelah mereka kembali dari seminar
tersebut. Setelah 2 tahun, Kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam mulai dibentuk
oleh Ikatan Petani Pancasila pada tahun 1965 (ketika FX. Bambang Ismawan
menjadi Ketua Umum Ikatan Petani Pancasila). Kemudia usaha serupa banyak
berkembang di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung.
Walaupun Credit Union belum juga didirikan,
namun seminar-seminar Credit Union terus dilaksanakan, seperti di Bandung tahun
1968 dan Sukabumi tahun 1969 oleh Frans Lubbers, OSC. Akhirnya pastor
Albrecht mengundang CUNA (The Credit Union National Association (USA) secara resmi pada tahun 1967, untuk memperkenalkan gerakan Credit Union ke Indonesia. Saat itu hadir A.A. Bailey mewakili
CUNA dan Augustine R. Kang, manager ACCU (The Asian Confederation of Credit Union) dalam upaya membentuk CUCO (Credit
Union Conseling Office) di Indonesia.
Pembentukan CUCO ini melewati proses yang
panjang, karena harus dilakukan kajian kelayakan apakah Credit Union dapat
dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 1969 Pastor John Collins, SJ melakukan
kajian kelayakan dan memberikan kesimpulan, Credit Union dianggap layak untuk
dikembangkan dengan syarat 5 tahun masa inkubasi. Lalu pada tanggal 4 Januari 1970, Pater Albrecht membentuk Credit
Union Counselling Office (CUCO) yang
beralamat di Jalan Gunung Sahari N0. 88 Jakarta (kini menjadi kantor
INKOPDIT). Keberadaan CUCO ini menjadi embrio gerakan Credit Union di
Indonesia.
Berkat dukungan Dirjen Koperasi (saat itu Ir.
Ibnoe Soedjono) akhirnya Credit Union layak untuk dikembangkan bahkan Ibnoe
Soedjono menjadi Ketua Dewan Penyantun CUCO yang beranggotakan Raden Mas
Margono Djoyohadikusumo (pendiri BNI 46), Prof. Dr. Fuad Hasan (Guru besar psikologi yang
kemudian menjadi Menteri Pendidikan & Kebudayaan), Mochtar Lubis (wartawan dan satrawan),
Prof. Dr. A.M. Kadarman, SJ (Pendiri Lembaga Pendidikan & Pengembangan
Manajemen), A.J. Sumandar, John
Dijkstra, SJ dan Pater Albrecht, SJ sendiri.
Tahun 1971, Pastor Albrecht
menyerahkan karya sosial ekonomi dan jabatan direktur pengelola CUCO kepada
Robby Tulus, karena beliau mendapat tugas lain sebagai biarawan. Walaupun
perangkat organisasi sudah ada, Credit Union secara resmi baru berjalan pada
tahun 1976 setelah terbentuk Biro Konsultasi Koperasi Kredit (BK3). Pada
Konferensi Nasional Koperasi Kredit Indonesia pada tahun 1981, nama CUCO diubah
menjadi “Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia” (BK3I) yang akhirnya pada
saat ini sudah sebut Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT).
Pastor Albrecht menjadi warga Negara Indonesia berganti nama menjadi Karim Arbie. Tahun 1980, Pastor Karim pernah bertugas di Paroki Santo Fransiskus Xaverius Tanjung Priok. Tahun 1985 di Paroki Santa Anna [1], Duren Sawit, Jakarta Timur sampai 1990 kemudian bertugas di Timor-Timur pada usia 61 tahun. Tanggal 11 September 1999, Pastor Karim tertembak orang tak dikenal saat melindungi para pengungsi yang menderita di Dilli, Timor-Timur.
Pastor Albrecht menjadi warga Negara Indonesia berganti nama menjadi Karim Arbie. Tahun 1980, Pastor Karim pernah bertugas di Paroki Santo Fransiskus Xaverius Tanjung Priok. Tahun 1985 di Paroki Santa Anna [1], Duren Sawit, Jakarta Timur sampai 1990 kemudian bertugas di Timor-Timur pada usia 61 tahun. Tanggal 11 September 1999, Pastor Karim tertembak orang tak dikenal saat melindungi para pengungsi yang menderita di Dilli, Timor-Timur.
Perkembangan Kopdit tahun 2001 – 2010 [2]
Aspek
|
Tahun 2010
|
Tahun 2001
|
Pertumbuhan
Pertahun
|
%
|
Jumlah CU/ Kopdit
|
929
|
1.071
|
-14
|
-1
|
Jumlah Anggota
|
1.529.918
|
295.924
|
123.399
|
42
|
Jumlah Simpanan
|
8.219.764.839.796
|
258.433.211.276
|
796.133.162.852
|
308
|
Jumlah Pinjaman
|
7.247.962.146.827
|
272.123.844.586
|
697.563.830.224
|
256
|
Total Aset
|
9.622.311.209.254
|
358.153.820.741
|
926.415.738.851
|
259
|
Berdasarkan data dari
INKOPDIT yang didapat dari www.cucoindo.org. [3]
Pada tahun 2011, tercatat 930 CU/Kopdit dengan anggota 1.808.329 total simpanan
Rp. 11.025.939.918.193, total Pinjaman Rp. 9.701.758.278.010 dengan total
seluruh asset sebesar Rp. 12.823.819.299.565.
Dari perjalanan
sejarah Credit Union di Indonesia, inilah nama-nama Inisiator gerakan awal
Credit Union di Indonesia:
- Albrecht Karim Arbie, SJ
- Robby Tulus
- Ir. Ibnoe Soedjono
- John Collins, SJ
- Raden Mas Margono Djoyohadikusumo
- Prof. Dr. Fuad Hasan
- Mochtar Lubis
- Prof. Dr. A.M. Kadarman, SJ
- A.J. Sumandar,
- John Dijkstra, SJ
- FX. Bambang Ismawan
- Frans Lubbers, OSC
- Nico Susilo
- Sumitro
- FX. Susanto
- Hubertus Woeryanto
- Theodorus Trisna Ansarli.
- A.C. Lunandi
- Suharto Nazir
- Sukartono
[1] Agungkn sebagai penulis mengenal Pastor Karim lebih dari 3 tahun,
ketika ia menjadi ketua Mudika Paroki di gereja Santa Anna Duren Sawit Jakarta.
[2] Tabel merupakan
bagian dari sambutan Bpk. Abat Elias SE General Manager INKOPDIT yang
dipresentasikan pada Seminar Inkopdit – Puskopdit BKCU-Kalimantan di Jakarta
tanggal 16 Mei 2011.
[3] Tanggal akses 16 Agustus 2012
0 comment